27 Juli 2012

BIOETANOL DARI BONGGOL PISANG


Sedangkan bonggol pisang dapat diolah dengan metode hidrolisis asam dan enzimatis menjadi bioetanol. Bioetanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari pengolahan tumbuhan) di samping Biodiesel. Bio-etanol adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang dilanjutkan dengan proses destilasi. Bonggol pisang memiliki komposisi yang terdiri dari 76% pati, 20% air. Potensi kandungan pati bonggol pisang yang besar dapat dimanfaatkan sebagai bioetanol. 
Besarnya grade bioetanol yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan harus betul – betul kering dan anhydrous supaya tidak menyebabkan korosi, sehingga bioetanol harus mempunyai grade sebesar 99,5% - 100%. Bioetanol yang digunakan sebagai bahan bakar mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya lebih ramah lingkungan, karena bahan bakar tersebut memiliki nilai oktan 92 lebih tinggi dari premium nilai oktan 88, dan pertamax nilai oktan 94.
Langkah – langkah yang digunakan untuk mengubah bonggol pisang menjadi bioetanol adalah sebagai berikut :
1.       Bonggol pisang dikupas, diparut, lalu dihidrolisis (pengubahan pati menjadi glukosa) dengan ragi tape. 
2.        Kemudian ditambahkan Yeast (komponen utama dalam peragian) untuk fermentasi alkohol. 
3.       Setelah itu disaring. Hasilnya kemudian didestilasi (proses pemisahan air).
4.       Jadilah bioetanol dengan grade sebesar 83%.
5.       Agar mendapati grade sebesar 99,5% maka ditambahkan kapur sebagai zat pengikat air kemudian didestilasi (proses pemisahan molekul air).
Selain itu, para peneliti dari Pusat Studi Energi (PSE) Terbarukan Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak pun telah melakukan kajian awal pemanfaatan pisang sebagai bahan baku biofuel dan sudah dicoba di sepeda motor. Setelah dilakukan pencampuran antara premium dan bioetanol dari pisang tersebut, hasilnya adalah sepeda motor dapat digunakan tanpa mengalami gangguan berarti.
Bioetanol memiliki banyak manfaat karena dicampurkan dengan bensin pada komposisi berapapun memberikan dampak yang positif dalam mengurangi emisi yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak (bensin). Pencampuran bioetanol absolut sebanyak 10 % dengan bensin 90 % sering disebut gasohol E-10 yang memiliki angka oktan 92 dibanding dengan premium hanya 87-88. Bioetanol dikenal sebagai octan enhancer (aditif) yang paling ramah lingkungan dibandingkan Tetra Ethyl Lead (TEL) maupun Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE).

Tidak ada komentar: