Sedangkan bonggol pisang dapat diolah dengan metode
hidrolisis asam dan enzimatis menjadi bioetanol. Bioetanol merupakan salah satu
jenis biofuel (bahan bakar cair dari
pengolahan tumbuhan) di samping Biodiesel. Bio-etanol adalah etanol yang
dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang dilanjutkan dengan proses
destilasi. Bonggol pisang memiliki komposisi yang terdiri dari 76% pati, 20%
air. Potensi kandungan pati bonggol pisang yang besar dapat dimanfaatkan
sebagai bioetanol.
Besarnya grade
bioetanol yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan harus
betul – betul kering dan anhydrous
supaya tidak menyebabkan korosi, sehingga bioetanol harus mempunyai grade sebesar 99,5% - 100%. Bioetanol
yang digunakan sebagai bahan bakar mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya
lebih ramah lingkungan, karena bahan bakar tersebut memiliki nilai oktan 92
lebih tinggi dari premium nilai oktan 88, dan pertamax nilai oktan 94.
Langkah – langkah yang digunakan untuk mengubah bonggol
pisang menjadi bioetanol adalah sebagai berikut :
1.
Bonggol
pisang dikupas, diparut, lalu dihidrolisis (pengubahan pati menjadi glukosa)
dengan ragi tape.
2.
Kemudian ditambahkan Yeast (komponen utama
dalam peragian) untuk fermentasi alkohol.
3.
Setelah
itu disaring. Hasilnya kemudian didestilasi (proses pemisahan air).
4.
Jadilah
bioetanol dengan grade sebesar 83%.
5.
Agar
mendapati grade sebesar 99,5% maka ditambahkan kapur sebagai zat pengikat air
kemudian didestilasi (proses pemisahan molekul air).
Selain itu, para peneliti dari Pusat Studi Energi (PSE)
Terbarukan Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak pun telah melakukan kajian
awal pemanfaatan pisang sebagai bahan baku biofuel dan sudah dicoba di sepeda
motor. Setelah dilakukan pencampuran antara premium dan bioetanol dari pisang
tersebut, hasilnya adalah sepeda motor dapat digunakan tanpa mengalami gangguan
berarti.
Bioetanol memiliki banyak manfaat karena dicampurkan dengan
bensin pada komposisi berapapun memberikan dampak yang positif dalam mengurangi
emisi yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak (bensin). Pencampuran bioetanol
absolut sebanyak 10 % dengan bensin 90 % sering disebut gasohol E-10 yang
memiliki angka oktan 92 dibanding dengan premium hanya 87-88. Bioetanol dikenal
sebagai octan enhancer (aditif) yang paling ramah lingkungan dibandingkan Tetra
Ethyl Lead (TEL) maupun Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar