Energi alternatif merupakan sumber
energi yang dihasilkan dari bahan-bahan yang
belum pernah dimanfaatkan secara luas. Saat ini, penelitian mengenai
energi alternatif lebih dititik beratkan kepada energi alternatif yang
menggunakan bahan-bahan alami dan bersumber dari alam.
Kontruksi baterai kering kulit
pisang sama dengan baterai biasa. Perbedaannya adalah pada elektrolitnya. Kulit
pisang mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit.
Mineral dalam jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium. Kulit pisang juga
mengandung garam sodium yang mengandung klorida dalam jumlah sedikit. Reaksi
antara potassium atau kalium dan garam sodium dapat membentuk kalium klorida
atau KCl.
Pisang juga mengandung Magnesium dan
Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaksi dengan diklorida dan menjadi elektrolit
kuat. Jumlah Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang
juga mengandung Seng (Zn) yang merupakan elektroda positif. jumlah kandungan
Seng dalam pisang hanya mencapai 2 %. Sehingga mineral yang paling berperan
dalam menghantarkan listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan
garam sodium.
Dimungkinkan garam magnesium dan
seng juga turut berperan dalam menghantarkan dan menyimpan arus listrik searah.
Hasil penelitian juga menunjukkan, baterai kontrol mampu bertahan lebih dari 7
hari sedangkan baterai kulit pisang hanya kurang dari 6 hari. Hal ini
disebabkan baterai kontrol memiliki senyawa yang berfungsi sebagai
depolarisasi. Senyawa yang digunakan adalah mangandioksida. Walaupun pisang
juga mengandung mangan, namun jumlahnya hanya 0,6 mg per 100g.
Disamping itu setiap reaksi dalam
baterai mengalami suatu proses polarisasi akibat adanya gas hidrogen yang
terlepas. Pisang dan terutama kulit pisang mengandung lebih dari 60 % kadar air
(H20), yang dapat terlepas apabila terjadi suatu reaksi kimia. Sehingga
kemungkinan terjadinya polarisasi sangat besar. Hal tersebut yang mengakibatkan
perbedaan ketahanan antar baterai kulit pisang dan baterai kontrol cukup besar.
Sedangkan diantara ketiga jenis pisang, maka pisang susu yang memiliki
ketahanan tertinggi. Namun karena selisih ketahanan diantara pisang susu dan
jenis pisang lain kurang dari 24 jam, maka bisa dikatakan bahwa ketahanan di antara
ketiga jenis pisang tidak memberikan perbedaan yang signifikan.
Rata-rata kulit pisang yang
digunakan sebesar 3,3 gram per baterai. Sementara kulit pisang utuh rata-rata
27 gram per satu buah. Sehingga satu buah kulit pisang mampu dijadikan kurang
lebih 8 baterai. Hal ini merupakan keunggulan lain dari baterai kering dari
kulit pisang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar