16 Juli 2012

SKRINING FITOKIMIA


Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawa-senyawa metabolit sekunder. Suatu ekstrak dari bahan alam terdiri atas berbagai macam metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas biologinya. Senyawa-senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi-pereaksi yang mampu memberikan ciri khas dari setiap golongan dari metabolit sekunder (Harborne, 1987). Berbagai metode yang dapat digunakan untuk identifikasi metabolit sekunder yang terdapat pada suatu ekstrak antara lain:
a.       Identifikasi senyawa fenolik
Identifikasi adanya senyawa fenolik dalam suatu cuplikan dapat dilakukan   dengan pereaksi besi (III) klorida (FeCl3) 1% dalam etanol. Adanya senyawa fenolik ditunjukkan oleh timbulnya warna hijau, merah ungu, biru atau hitam yang kuat (Harborne, 1987).
b.      Identifikasi senyawa golongan saponin (steroid dan terpenoid)
Saponin  adalah  suatu  glikosida  yang  larut  dalam  air  dan  mempunyai karakteristik   dapat   membentuk   busa   apabila   dikocok,   serta   mempunyai kemampuan menghemolisis sel darah merah. Saponin mempunyai toksisitas yang tinggi.  Berdasarkan  strukturnya  saponin  dapat  dibedakan  menjadi  dua  macam yaitu  saponin  yang  mempunyai  rangka  steroid  dan  saponin  yang  mempunyai rangka  triterpenoid.  Berdasarkan  pada  strukturnya  saponin  akan  memberikan reaksi  warna  yang  karakteristik  dengan  pereaksi  Liebermann-Buchard  (LB) (Harborne, 1987).
c.       Identifikasi senyawa golongan alkaloid
Alkaloid   merupakan   senyawa   nitrogen   yang   sering   terdapat   dalam tumbuhan.   Atom   nitrogen   yang   terdapat   pada   molekul   alkaloid   umumnya
merupakan  atom  nitrogen  sekunder  ataupun  tersier  dan  kadang  terdapat  sebagai atom nitrogen kuarterner (Harborne, 1987). Salah satu pereaksi untuk mengidentifikasi adanya alkaloid menggunakan  pereaksi  Dragendorff  dan pereaksi Mayer.
b.      Identifikasi golongan antraquinon
Antrakuinon merupakan suatu glikosida yang  di dalam tumbuhan biasanya terdapat sebagai turunan antrakuinon terhidloksilasi, termitilasi, atau terkarboksilasi.  Antrakuinon  berikatan  dengan  gula  sebagai  o-glikosida  atau sebagai  C-glikosida.  Turunan  antrakuinon  umumnya  larut  dalam  air  panas  atau dalam alkohol encer.   Senyawa   antrakuinon   dapat   bereaksi   dengan   basa memberikan warna ungu atau hijau (Harborne, 1987).

Tidak ada komentar: