SINTESIS 2,5-BIS
(4-HIDROKSI-3-METOKSI-BENZILIDIN) SIKLOPENTANON DENGAN PARIASI SUHU 28,38 DAN
48OC SELAMA FASE PENGADUKAN
(
Agung Endro Nugroho, Saradjiman dan Samhoedi Reksohadiprojo)
1. Latar Belakang, Teori dan Tujuan
Penelitian
Kukumin mempunyai banyak hasiat antara lain sebagai
penurun kadar kolesterol, antiinflamasi, antioksidan, antibakteri, antimutagen,
sitoksik dan lain-lain. Selama ini kurkumin diisolasi dari rizhoma tanaan Curcuma longa. Linin atau Curcuma xhantorrhiza, Roxb
(Zingiberaceae) yang akan memakan proses yang kurang efektif dan efisisen
sehingga akhir-akhir ini mulai dipikirkan masalah pemanfaatan senyawa kurkumin
selain melalui isolasi tanaman, juga melalui sintesis kurkumin ari senyawa lain. Hal tersebut meliputi
sintesis, modifikasi dan variasi gugus fungsional serta optimasi metode.
Senyawa 2,5-Bis
(4-Hidroksi-3metoksi-Benzilidin) Siklopentanon merupakan turunan kurkumin dari
sintesis vanillin dengan siklopentanon menggunakan katalis asam klorida pekat.
Senyawa tersebut merupakan senyawa karbonil α,β tak jenuh yang dihasilkan dari
dehidrasi senyawa β hidroksi karbonil. Dehidrasi ssenyawa β hidroksi karbonil
sangat mudah terjadi karena proton atau hydrogen α, aitu proton yang akan
dipindahkan, berada dalam bentuk enolat. Selain itu, produk yang terjadi berada
dalam bentuk konjugasi, yang secara termodinamik jauh lebih stabil dibandingkan
reaktan-reaktannya.
Analisis desain senyawa
karbonil α,β tak jenuh yang dinamakan juga senyawa enon, dimulai dengan pola
interkonveksi gugus fungsional (IGF) yang kemudian diikuti dengan diskoneksi
1,3-di O. Diskoneksi senyawa enon biasaya disigkat yaitu posisi α,β terhadap
karbonil, kemudian pada atom β diberikan suatu gugus karbonil.
Siklo petanon merupakan
keton yan mempunyai gugus hydrogen α. Sesuai teori asam basa arhenius suatu
senyawa karbonil yag mempunyai hydrogen α maka senyawa tersebut dapat bersifat
asam.
Suatu proton yang yang
berposisi α terhadap gugus karbonil akan bersifat asam terutama stabilitas
resonansi dari produk anionnya sehingga karbon α dari gugus karbonil dapat
bersifat sebagai nukleofil kareuna telah membebaskan sebuah proton α sehingga
mempunyai kelebihan electron bebas. Dalam konteks ini, siklopentanon berfunsi
sebagai nukleofil. Apabila keton atau aldehid tidak memiliki proton atau
hydrogen α maka dapat bersifat elektropilik dikareunakan gugus karbonil
bersifat polar. Dengan electron-elektron dalam ikatan sigma dan terutama
electron-elektron dalam ikatan π, tertari ke oksigen yang lebih elektronegatif,
sehingga memudahkan karbon pada gugus karbonil bersifat elektrofil.
Pada penelitian ini
juga dikaji mengenai teori kinetika yang menyebutkan bahwa kenaikan suhu dapat
meningkatkan kecepatan reaksi yaitu setiap kenaikan 10o C akan
menaikan kecepatan reaksi sebesar dua atau tiga kalinya. Sehingga pada
penelitian mengenai sintesis 2,5-Bis (4-Hidroksi-3metoksi-Benzilidin)
Siklopentanon dibuat variasi padasuhu percobaan yaitu 28,38 dan 48oC.
2. Metode
Bahan. Bahan-bahan yang
digunakan meliputi siklopentanon, vanillin, keduanya dari Sigma USA, sedangkan
asam klorida pekat, methanol, asam asetat, etanol, klorofom dan etil asetat
dari E-Merck Germani.
Alat. Alat-alat yang
digunakan melipiti sperangkat alat sintesis kurkumin, KLT dengan fase diam
silica gel GF254, lampu UV, terinopan (Ogawa seiki Co. LTD) spektrofotometer IR
(Shimadzhu FTIR-820 I PC) dan spectrometer NMR (H NMR JEOL-MY 60)
Cara Kerja. Sebanyak
5.00 g (3.3.10-3 mol) vanillin direaksikan dengan 1,49 ml (1,7.10-3mol)
siklopentanon menggunakan katalis asam klorida pekat 3 tetes pada labu reaksi
dengan pengadukan (pengaduk listrik motorik) sampai pekat. Penambahan asam
klorida dilakukan tepat setelah pengadukan dimulai. Kondisi percobaan saat
pengadukan dimulai, suhu diatur dengan variasi 28,38 dan 48oC. Kemudian
campuran tersebut didiamkan selama 48 jam. Isolasi senyawa hasil sintesis yang
berupa padatan dengan menggerus padatan sampai lembut dan dimaserisasi dengan
campuran asam asetat dan air suling (1:1) dala keadaan dingin. Hasil maserisasi
disaring dan dicuci dengan campuran asam asetat dan air suling (1:1) dalam
keadaan dingin sampai berwarna kning. Pemurnian senyawa hasil sintesis
dilakukan dengan method rekristalisasi dengan campuran etanol dan akuadest
(5:2) kondisi panas. Kristal yang terbentuk dikeringkan dalam kondisi 40-50oC.
Analisa kemurnian hasil sintesis menggunakan beberapa method yaitu pemeriksaan
titik lebur dengan pembanding menggunakan senyawa baku hasil sintesis srdjiman,
kromatografi lapis tipis dengan fase diam silica gel GF 254serta fase gerak
campuran klorofom dengan etanol (99:1) dan klorofom dengan etil asetat (5:1).
Spektroskopi inframerah, dan spektroskopi NMR.
3. Hasil dan Pembahasan
Dari data-data pada pada tabel I dapat dilihat
bahwa hasil sintesis senyawa Senyawa 2,5-Bis (4-Hidroksi-3-metoksi-Benzilidin)
Siklopentanon dengan variasi suhu 28,38 dan 48oC pada fase pegadukan
menghasilkan rendemen berkisar antara 50-70% pada setiap perlakuan suhu atau
rata-rata rendemennya berturut-turut 62.28%, 62,06%, dan 60,48% Fakta tersebut
mempunyai makna bahwa kenaikan suhu pada sintesis tersebut tidak mempengaruhi
kenaikan rendemen. Kenyataan ini cenderung relevan degan rumus hubungan tetapan
kecepatan reaksi (K) dengan energy aktivitas sebagai berikut:
Dalam hal ini P
merupakan faktor probabilitas tumbukan, Z merupakan frekwnsi tumbukan. R
merupakan konstanta gas da T merupakan suhu absolute.
Apabila berdasarkan
rumus tersebut, kenaikan 10% suhu absolute (K) missal dari suhu 250oC ke 300oC
akan meningkatkan hanya 50% dari kecepatan reaksinya. Dengan asumsi diatas maka kenaikan suhu 10oC hanya akan menambah
sedikit sekali atau tidak signifikan penambahan kecepatan reaksinya. Pernyataan
lain yang mendukung adalah kareuna variasi suhu silakukan pada fase pengadukan,
sedangkan reaksi pembentukan senyawa turunan kurkumin ini berlangsunmg lambat,
sehingga variasi suhu akan sangat tidak berpengaruh dibandingkan reaksi yang
berlangsung lama tersebut. Lambatnya reaksi ini data dijelaskan dengan beberapa
alas an antara lain : gugus OCH3 dan OH pada vanillin (secra aditif) merupakan
pendorong electron atau electron donating yang kuat. Gugus fungsional pendorong
electron pada inti benzene akan mengurangi kekuatan elektronegatifitas dari
gugus aldehid yang terikat pada inti aromatis sehingga dapat memperlambat reaksi
kondensasi antara aldehid aromatis dengan aldehid atau keton aromatis. Hal ini
menyebabkan kondensasi antarab siklopentanon dengan vanillin berlangsung
lambat. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan bahwa suatu keton siklis atau
aromatis jika berkondensasi dengan aldehid siklis atau aromatis pada suhu 25oC
akan berlangsung lambat.
Tabel I. Hasil sintesa senyawa 2,5-Bis (4-Hidroksi-3metoksi-Benzilidin)
Siklopentanon pada berbagai variasi suhu beserta hasil pemeriksaan titik lebur
dan pemeriksaan dengan kromatografi lapis tipis.
Pada pemeriksaan titik lebur seperti terlihat pada
table 1, pada semua titik lebur yang dihasilkan pada setiap sampel pada setiap
perlakuan menghasilkan titik lebur dengan jarak lebur yang identik dengan titik
lebur baku hasil sintesis sardjiman. Sedangkan pada KLT, hanya terdapat satu
bercak pada setiap sampel pada setiap pelakuan dengan Rf yang identik dengan Rf
baku hasil sintesis Sardjiman.
Data spectrum IR dari salh satu hasil sintesis
terlihat pita-pita penting absorbansi pada panjang gelombang sebagai berikut:
3442,7 cm-1 menunjukan vibrasi rentangan –OH; 2939,3 cm-1
menunjukan vibrasi rentangan –CH2- asimetris; 2841,0 cm-1 menunjukan
vibrasi rentangan C=C aromatis dan 1100-1300 cm-1 menunjukan vibrasi
rentangan C-O. Tidak terlihatnya keberadaan vibrasi rentangan C=O antara
1820-1660 cm-1 dikarenakan bertambahnya panjang ikatan rangkap
terkonjugasi yaitu pada dua gugus fenil yang simetris dikanan dan dikiri gugus
tersebut sehingga C=O cenderung muncul sebagai ikatan tunggal (C-O ulur), hal
ini didukung dengan keberadaan α,β dan α’,β’ tak jenuh. Terikatnya ikatan C=C pada
gugus karbonil mengakibatkan
mengakibatkan electron
phi terdelokalisasi pada ikatan karbonil dan ikatan rangkap dua sehingga
karakter ikatan rangkap karbonil cenderung mudah berikatan tunggal daripada
berikatan rangkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar