Organisme di alam senantiasa melakukan proses
metabolisme di dalam tubuh. Metabolisme yang berlangsung di dalam tubuh dapat
menghasilkan suatu senyawa yang nantinya akan berguna bagi kelangsungan hidup
organisme tersebut. Senyawa produk hasil
metabolisme disebut sebagai metabolit. Berdasarkan perannya dalam
keberlangsungan hidup dari suatu organisme, metabolit diklasifikasikan menjadi
dua yaitu metabolit
primer dan metabolit
sekunder (Walton dan Brown, 1999).
Metabolit primer merupakan metabolit yang terlibat langsung dalam pertumbuhan normal, perkembangan, dan reproduksi pada organisme. Senyawa-senyawa yang termasuk
dalam kategori metabolit primer antara lain: karbohidrat, protein, asam nukleat, dan lemak. Metabolit sekunder
tidak secara langsung terlibat
dalam proses-proses yang
bersifat essensial, tetapi
biasanya memiliki fungsi ekologis penting (Herbert, 1995).
Metabolit sekunder disintesis melalui 4 jalur
yaitu : jalur asetat (acetate pathway), jalur shikimat (shikimate
pathway), jalur mevalonat (mevalonate pathway), dan jalur
metileritritol fosfat (methylerythritol phosphate pathway) Dewick
(2009). Keempat jalur biosintesis tersebut akan menghasilkan berbagai macam
metabolit sekunder. Senyawa-senyawa
yang tergolong dalam
metabolit sekunder antara lain:
a.
Alkaloid
Alkaloid merupakan metabolit sekunder
yang mengandung paling sedikit sebuah atom nitrogen. Adanya atom nitrogen pada
struktur senyawa alkaloid menjadikannya bersifat basa. Suatu senyawa alkaloid
dapat memiliki lebih dari satu atom nitrogen pada senyawanya, banyaknya atom
nitrogen dalam satu struktur senyawa alkaloid akan mempengaruhi sifat basa dari
alkaloid (Sarker dan Nahar, 2007).
Alkaloid umumnya berbentuk padatan
kristal dengan rasa pahit. Sebagian besar alkaloid berasal dari tanaman
berbunga dan tanaman rendah. Alkaloid
dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu (Harborne, 1987):
1)
True Alkaloid
True Alkaloid merupakan
alkaloid yang memiliki gugus N yang berada dalam cincin siklis (mengandung
cincin heterosiklis). Alkaloid jenis ini diturunkan dari asam amino dan
biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik. Contoh senyawa yang
termasuk dalam golongan true alkaloid
yaitu Isokuinolin seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.a.
2)
Proto
Alkaloid
Proto Alkaloid merupakan alkaloid yang
memiliki gugus N yang berada di luar siklis (tidak mengandung inti
heterosiklis). Contoh senyawa Proto Alkaloid yaitu N,N-dimetiltriptamin
sebagaimana yang disajikan pada gambar 2.b.
3)
Pseudo
Alkaloid
Pseudo Alkaloid merupakan alkaloid
yang dihasilkan selain dari asam amino. Salah satu senyawa alkaloid jenis ini
yang sangat lazim ditemui adalah kafein sebagaimana yang ditunjukkan pada
gambar 2.c.
a. | b | ||||
c
Gambar
2. Struktur senyawa alkaloid. (a) Isokuinolin, (b)
N,N-dimetiltriptamin, dan (c) kafein
b.
Terpenoid
Terpenoid adalah senyawa hasil derivatisasi dari
kombinasi dua atau lebih unit isoprena. Isoprena adalah sebuah unit yang
tersusun dari 5 karbon, dikenal dengan 2-metil-1,3-butadiena. Terpenoid disusun
dari isoprena yang bentuknya mengikuti aturan head-to-tail. Karbon 1
dinamakan head dan karbon 4 dinamakan tail (Sarker dan Nahar,
2007).
Menurut Dewick (2009) terpenoid merupakan
metabolit sekunder yang terbentuk melalui jalur asam mevalonat (MVA) dan jalur
metileritritol fosfat (MEP). Melalui kedua jalur ini akan dihasilkan berbagai
senyawa terpenoid yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok terpenoid
berdasarkan jumlah isoprena penyusunnya. Pengelompokan terpenoid tersebut
antara lain: monoterpena (C10), sesquiterpena (C15),
diterpena (C20), sesterterpenes (C25), triterpena (C30), tetraterpena (C40),
dan polimer terpenoid (C10). Berikut ini adalah berbagai contoh
senyawa terpenoid yang terdapat di alam (Dewick, 2009).
(a)
(b) (c)
Gambar 3. Berbagai contoh senyawa terpenoid. (a) Limonen, (b)
Harpagid, dan (c) Loganin
c.
Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa polifenol yang tersusun
atas 15 atom karbon dengan dua cincin aromatik yang dihubungkan dengan sebuah
jembatan 3 buah karbon. Golongan ini merupakan senyawa fenolik yang banyak
ditemukan di tumbuhan. Flavonoid dapat digolongkan lagi menjadi flavon,
flavanol, flavan-3-ol, isoflavon, flavanon, dan antosianidin serta flavanoid
minor lainnya. Flavonoid lain yang lebih sedikit jumlahnya adalah
dihydroflavanol, flavan-3,4-diol, kumarin, kalkon, dihidrokalkon, dan auron.
Salah satu senyawa golongan flavonoid disajikan pada gambar 4 berikut ini.
Gambar 4. Struktur senyawa quercetin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar