“MOLIBDENUM, VANADIUM DAN KROMIUM”
(Liana Sulistiyo, Nurmukaromah)
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak reaksi biologis yang diketahui melibatkan ion logam.
Terdapat juga berbagai logam yang dikenal sebagai unsur-unsur esensial,
walaupun perannya dalam organisme hidup masih belum jelas.
Bioanorganik, yakni studi fungsi logam dalam sistem biologis
dengan menggunakan pengetahuan dan metoda kimia anorganik telah berkembang
dengan pesat akhir-akhir ini.
Vanadium, Molibdenum dan Kromium termasuk kedalam unsur-unsur golongan transisi yaitu unsur blok
d yang konfigurasi elektronnya diakhiri oleh
sub kulit d. Vanadium merupakan unsur golongan VB, sedangkan Molebdenum dan Kromium merupakan unsur-unsur golongan
VI B.
Logam-logam transisi mempunyai struktur kemas rapat, artinya setiap
atom mengalami persinggungan yang maksimal terhadap atom-atom yang lain yaitu sebanyak dua belas
atom tetangganya. Dalamperiode, elektron-elektron mengisi orbital (n-1) d disebelah dalam
orbital ns2 yang semakin banyak dengan naiknya nomor atom, sehingga jari-jari atomnya
relative semakin pendek. Akibat dari struktur kemas rapat dan kecilnya ukuran atomik yaitu terbentuknya ikatan logam
yang kuat antara atom-atomnya sehingga logam-logam ini dapat ditempa dan kuat. Maka relatif terhadap logam-logam golongan
s seperti kalium dan kalsium, logam-logam transisi mempunyai titik leleh lebih tinggi,
titik didih lebih tinggi,
densitas lebih tinggi,
dan panas penguapan
yang lebih tinggi.
Molibdenum, Vanadium dan Kromium merupakan beberapa logam transisi yang dapat membentuk zat
bioaktif dalam mahkluk hidup.
Molibdenum adalah logam transisi dengan nomor atom 42. Molibdenum bersifat keras,
seperti logam perak dengan titik leleh sangat tinggi. Molibdenum biasanya digunakan untuk menjadi campuran dengan logam
lain. Senyawa kompleks dari Molibdenum sendiri salah satunya sebagai kofaktor Fe-Mo dalam nitrogenase pada
tanaman sehingga dapat mengubah nitrogen dalam atsmosfet menjadi senyawa
amonia.
Vanadium
merupakan logam transisi dengan nomor atom 23. Senyawa vanadium tersebar melimpah dalam kerak bumi. Vanadium juga terdapat dalam tanah liat, batu-batuan, batu bara dan minyak mentah dengan kadar yang kecil. Senyawa kompleks dari vanadium sendiri salah satunya kompleks vanadil dari allixin yang
terdapat dalam bawang putih sebagai
penurun glukosa
darah pada model diabetes.
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr
dan nomor atom 24. Logam kromium bersifat keras, memiliki daya tahan tinggi terhadap zat-zat kimia dan memiliki kilat tinggi sehingga dipakai sebagai pelapis pada besi. Senyawa kompleks dari Kromium sendiri salah satunya chromium picolinate yang mampu
mencegah diabetes.
Mengingat pentingnya manfaat logam transisi tersebut, yang bersenyawa dengan senyawa lain dengan memberikan sifat
berbeda-beda. Maka dari itu,
makalah ini bermaksud membahas beberapa senyawa kompleks logam transisi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Molibdenum
1. Pengertian
Molibdenum merupakan suatu unsur kimia yang bernomor atom 42. Molibdenum sendiri
merupakan logam transisi. Secara fisik, molibdenum berwarna putih keperak-perakan, sangat keras (tapi
lebih lembut dan bisa ditempa daripada wolfram). Molibdenum biasanya digunakan sebagai bahan campuran logam lain. Campuran tersebut dapat meningkatkan kekuatan, ketangguhan, ketahanan terhadap
keausan dan korosi, dan kemampuan untuk mengeraskan baja (Krisbiyantoro, 2008).
Molibdenum dapat ditemui di alam bebas. Sebaliknya, walaupun
ia masih menjadi bagian dari suatu senyawa. Selain molybdenite, biasanya Molibdenum
terjadi sebagai mineral wulfenite (PbMoO4)
danPowellite (CaMoO4).Dapat
ditemukan di kerak bumi yang diperkirakan sekitar 1 hingga 1,5 bagian per juta
(Krisbiyantoro, 2008).
Berikut tabel spesifikasi dari Molibdenum :
Karakteristik
|
42Mo
|
Kelimpahan/ppm
Densitas/g cm-3
Titik leleh / 0C
Titik didih/0C
Jari-jari atomik /pm
Jari-jari ionik / pm M6+
M5+;M4+;M3+;M2+
Konfigurasi elektronik
Elektronegatifitas
|
1,2
10,28
1620
4650
139
59; 61; 65; 69
[36Kr] 4d5 5s1
1,8
|
(Kristian H., 2003)
Selain
itu, Molibdenum akan bereaksi dengan beberapa senyawa :
a.
Reaksi
dengan air
Tidak
bereaksi dengan air pada suhu ruangan.
b.
Reaksi
dengan oksigen
Tidak
bereaksi dengan oksigen pada suhu ruangan/normal. Pada temperature tinggi
membentuk Molibdenum (VI) trioxide.
Reaksi
2Mo(s) + 3O2(g)
→ 2MoO3(S)
c.
Reaksi
dengan halogen
Pada
temperatur ruangan Mo breaksi dengan fluorine membentuk Molibdenum (VI)
fluoride. Reaksi
Mo(S) + 3F2(g) → MoF6(l)
(Krisbiyantoro,
2008)
Logam Molibdenum murni dapat diperoleh dari Molibdenum
trioksida (MoO3) dalam berbagai cara. Molibdenit ini pertama
dipanaskan sampai suhu 700 °C (1292 °F) dan sulfida yang teroksidasi menjadi
oksida (VI) molibdenum melalui udara (Noerono, 1994):
2MoS2
+ 7O2 → 2MoO3 + 4SO2
Bijih teroksidasi kemudian dipanaskan sampai 1.100 °C
(2010 °F) untuk menghaluskan oksida, atau pencucian dengan amonia yang kemudian
bereaksi dengan oksida (VI) molybdenum untuk membentuk molybdate yang larut dalam
air (Noerono, 1994):
MoO3
→ NH4OH + 2(NH4) 2(MoO4) + H2O
2. Kegunaan
Molibdenum banyak digunakan di industri, diantaranya adalah sebagai baja, pesawat, rudal, filamen di pemanas listrik, pelumas, lapisan
pelindung pelat boiler,
pigmen, katalis, dan lain-lain.
Penggunaan penting lainnya adalah sebagai katalis
Molibdenum.Katalis adalah zat yang digunakan untuk mempercepat atau
memperlambat suatu reaksi kimia.Katalis tidak mengalami perubahan wujud selama
reaksi.Katalis Molibdenum digunakan dalam berbagai operasi kimia, dalam
industri minyak bumi, dan dalam produksi polimer dan plastik
(Rohman, 2007).
Molibdenum digunakan pada alloy
tertentu yang berbasis nikel, seperti Hastelloy ®, yang mana tahan panas dan
tahan korosi bahan kimia. Molibdenum mengoksidasi pada suhu yang
meningkat.Penerapan terbaru molibdenum adalah sebagai elektroda untuk tungku
pembakaran kaca yang dipanaskan dengan listrik.
Molibdenum adalah unsur esensial dalam jumlah sedikit yang
dibutuhkan oleh tanaman; beberapa daerah tandus karena kekurangan unsur ini
dalam tanah.
a.
Kegunaan Molibdenum (Mo) dalam tubuh manusia
Pada manusia, molibdenum dikenal berfungsi sebagai kofaktor untuk tiga enzim (Suparman,
1984):
-
Sulfit oksidase mengkatalisis
transformasi sulfit ke sulfat, reaksi yang diperlukan untuk metabolisme
kandungan asam amino (metionin dan sistein).
-
Xanthine oksidase mengkatalisis
pemecahan nukleotida (prekursor untuk DNA dan RNA) untuk membentuk asam urat,
yang berkontribusi terhadap kapasitas antioksidan plasma darah.
-
Oksidase Aldehyde dan xanthine oksidase
mengkatalisis reaksi hidroksilasi yang melibatkan beberapa molekul yang berbeda
dengan struktur kimia yang sama. oksidase Xanthine dan oksidase aldehida juga
berperan dalam metabolisme obat dan racun.
b.
Kegunaan Molibdenum (Mo) sebagai komponen fiksasi nitrogen dalam tanaman
Reaksi yang mengubah
nitrogen di udara menjadi amonia adalah dasar kehidupan. Fiksasi nitrogen,
reaksi yang mengikat nitrogen di atmosfer menjadi amonia, dilakukan oleh
Rhizobium di akar tumbuhan polong-polongan atau oleh bakteri di alga dalam
atmosfer anaerobik. Semua hewan, tanaman, termasuk manusia, bergantung pada
fiksasi nitrogen biologis untuk mendapatkan nitrogen bagi penyusunan
protein dan senyawa lain yang mengandung nitrogen sebelum ada proses
Harber-Bosch.
N2 + 8 H+ + 8 e + 16
MgATP → 2 NH3 + H2 +16 MgADP + 16Pi
(Pi adalah fosfat
anorganik).
Suatu enzim yang
dinamakan nitrogenase mengkatalisis reaksi ini. Nitrogenase mengandung
protein besi-belerang dan besi-molibdenum, dan mereduksi nitrogen dengan
koordinasi dan transfer elektron dan proton secara kooperatif, dengan
menggunakan MgATP sebagai sumberenergi. Karena pentingnya reaksi ini,
usaha-usaha untuk mengklarifikasi struktur nitrogenase dan mengembangkan
katalis artifisial untuk fiksasi nitrogen telah dilakukan secara kontinyu
selama beberapa tahun. Baru-baru ini, struktur pusat aktif
nitrogenase yang disebut dengan kofaktor besi-molibdenum telah ditentukan
dengan analisis kristal tunggal dengan sinar-X.
Menurut hasil analisis
ini, strukturnya memiliki kluster Fe3MoS4 dan Fe4S4 yang dihubungkan
melalui S.
Gambar struktur
kofaktor Fe-Mo dalam nitrogenase
Dipercaya bahwa
dinitrogen diaktivasi dengan koordinasi antara dua kluster. Di pihak lain,
bagian yang disebut dengan kluster p yang terdiri dari dua kluster Fe4S4
clusters. Peran dan mekanisme reaksi kedua kluster ini belum jelas. (http://www.chem-is-try.org/kata_kunci/bioanorganik/)
Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai
kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi
pucat dan mati dan pembentukan bunga terganggu, apabila bunga tetap terbentuk,
maka akan gugur sebelum menjadi buah. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun
tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun
menggulung dan daun umumnya sempit.(Krisbiyantoro, 2008)
B. Vanadium
1. Pengertian
Vanadium merupakan logam transisi yang langka dengan nomor atom 23. Secara
fisik, Vanadium berwarna abu-abu cerah, agak ringan, dan dalam keadaan murni
dapat renggang. Selain itu Vanadium enggan larut dalam H2SO4 dan HCl, tetapi
larut dalam HF dan HNO3.
Vanadium ditemukan pertama kali oleh del Rio pada tahun 1801.
Sayangnya, seorang ahli kimia Perancis dengan salah menyatakan bahwa unsur baru
del Rio hanyalah krom yang tidak murni. Del Rio pun menyangka dirinya salah dan
menerima pernyataan ahli kimia Perancis itu.
Unsur ini akhirnya ditemukan ulang pada tahun 1830 oleh
Sefstrom, yang menamakan unsur itu untuk memuliakan dewi Skandinavia, Vanadis,
karena aneka warna senyawa yang dimilikinya. Vanadium berhasil diisolasi hingga
nyaris murni oleh Roscoe, pada tahun 1867 dengan mereduksi garam kloridanya
dengan hidrogen.
Vanadium ditemukan dalam 65 mineral yang berbeda, di
antaranya karnotit, roskolit, vanadinit, dan patronit, yang merupakan sumber
logam yang sangat penting.Vanadium juga ditemukan dalam batuan fosfat dan
beberapa bijih besi, juga terdapat dalam minyak mentah sebagai senayawa
kompleks organik.Vanadium juga ditemukan dalam sedikit dalam batu meteor.
Produksi komersial berasal dari abu minyak bumi dan merupakan
sumber Vanadium yang sangat penting.Kemurnian yang sangat tinggi diperoleh
dengan mereduksi vanadium triklorida dengan magnesium atau dengan campuran
magnesium-natrium.
Sekarang,
kebanyakan logam vanadium dihasilkan dengan mereduksi V2O5
dengan kalsium dalam sebuah tabung bertekanan, proses yang dikembangkan oleh
McKenie dan Seybair. (http://www.chem-is-try.org/author/Redaksi_chem-is-try_org/)
Berikut tabel spesifikasi dari Vanadium :
Karakteristik
|
23V
|
Kelimpahan/ppm
Densitas/g cm-3
Titik leleh / 0C
Titik Didih/0C
Jari-jari atomic/pm
Jari-jari ionik / pm
M5+;M4+;M3+;M2+
Konfigurasi elektronik
Elektronegatifitas
|
136
6,11
1915
3350
134
54; 58; 64; 79
[18Ar] 3d3 4s2
1,6
|
(Kristian H., 2003)
2.
Kegunaan
Vanadium
digunakan dalam memproduksi logam tahan karat dan peralatan yang digunakan
dalam kecepatan tinggi. Vanadium karbida sangat penting dalam pembuatan
baja.
Sekitar
80% Vanadium yang sekarang dihasilkan, digunakan sebagai ferro vanadium atau
sebagai bahan tambahan baja. Foil vanadium digunakan sebagai zat pengikat
dalam melapisi titanium pada baja. Vanadium petoksida digunakan dalam pembuatan
keramik dan sebagai katalis.
Vanadium
juga digunakan untuk menghasilkan magnet superkonduktif dengan medan magnet
sebesar 175000 Gauss.
a.
Kegunaan Vanadium dalam tubuh manusia
Sebuah
senyawa yang ditemukan dalam bawang putih merupakan dasar untuk alternatif obat
potensial yang dapat diberikan lewat mulut untuk diabates tipe 1 dan 2.
Kejadian
diabetes terus meningkat di seluruh dunia, dan semakin diperlukan untuk
menemukan perawatan yang efektif. Perawatan yang ada sekarang ini
melibatkan suntikan dengan insulin (utamanya untuk penderita diabetes tipe 1),
atau perawatan dengan obat (untuk diabetes tipe 2). Akan tetapi, kata Hiromu
Sakurai, dari Suzuka University of Medical Science, Jepang, tidak ada dari
metode-metode ini yang ideal, karena metode-metode ini sering melibatkan
suntikan, dan obat-obat yang digunakan memiliki efek samping yang tidak
diinginkan. Dalam penelitian terdahulu, kelompok Sakurai telah menunjukkan
bahwa sebuah kompleks vanadium dan allixin, senyawa yang ditemukan dalam bawang
putih, menurunkan kadar glukosa darah untuk model diabetes tipe 1 dan 2 pada
hewan mencit dan juga ditemukan bahwa efek ini tetap ada untuk mencit model
diabetes tipe 2 yang diberikan senyawa kompleks ini lewat mulut. Dalam studinya
yang terbaru, tim ini menemukan bahwa kompleks yang yang diberikan lewat mulut
juga menurunkan kadar glukosa pada mencit model diabetes tipe 1, sehingga
memberikan harapan untuk pengobatan pasien diabetes tipe 1 tanpa suntikan.
Berikut gambar
senyawa kompleks Vanadium yang terdapat pada bawang putih
Gambar senyawa
kompleks Vanadil
Kompleks vanadil dari allixin
yang terdapat dalam bawang putih menurunkan glukosa darah pada model diabetes.
Penelitian
baru ini berfokus pada bagaimana kompleks allixin bekerja. Dengan menguji efek
kompleks ini terhadap gen yang terkena diabetes, mereka menemukan bahwa
kompleks ini mengaktivasi bukan hanya mekanisme pensinyalan insulin, yang
meregulasi metabolisme glukosa, tetapi juga sebuah enzim yang membantu sel
menyerap glukosa.
John
McNeill merupakan seorang profesor besar di divisi farmakologi dan toksikologi
University of British Columbia, Vancouver, Canada. Dia mengatakan bahwa walaupun
senyawa-senyawa vanadium lain menjanjikan untuk pengobatan diabetes, namun
penelitian ini cukup ekstensif dan "memberikan tambahan informasi yang
signifikan kepada kita tentang bagaimana senyawa-senyawa vanadium bisa
mempengaruhi karbohidrat dan metabolisme lipid."
Para
peneliti tersebut mengatakan bahwa allixin dan kompleks-kompleks yang serupa
bisa menjadi kandidat yang baik untuk mengobati diabetes tipe 1 dan 2.
Penelitian selanjutnya, kata Sakurai, akan difokuskan pada trial-trial klinis
tentang kompleks-kompleks ini pada pasien diabetes manusia.
C. Kromium
1. Pengertian
Kromium merupakan logam transisi dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor atom 24. Kromium merupakan logam masiv, berwarna putih perak,
dan lembek jika murni dengan titik leleh kira-kira 19000C dan titik
didih kira-kira 2690 0C.
logam ini
sangat tahan terhadap korosi, karena reaksi dengan udara menghasilkan lapisan
Cr2O3 yang bersifat nonpori sehingga mampu melindungi
logam yang terlapisi dari reaktan lebih lanjut.
Berikut tabel beberapa spesifikasi dari Kromium :
Karakteristik
|
24Cr
|
Kelimpahan/ppm
Densitas/g cm-3
Titik leleh / 0C
Titik Didih/0C
Jari-jari atomik/pm
Jari-jari ionik / pm M6+;M5+;M4+;M3+;M2+
Konfigurasi elektronik
Elektronegatifitas
|
122
7,14
1900
2690
128
44; 49; 55; 61,5; 73 (l.s); 80 (h.s)
[18Ar] 3d3 4s1
1,6
|
(Kristian H., 2003)
Kromium
adalah 21 paling banyak unsur dalam kerak bumi dengan konsentrasi rata-rata 100
ppm. Senyawa Kromium terdapat di dalam lingkungan, karena erosi dari batuan
yang mengandung kromium dan dapat didistribusikan oleh letusan gunung berapi.
Rentang konsentrasi dalam tanah adalah antara 1 dan 3000 mg / kg, dalam air laut
5-800 μg / liter, dan di sungai dan danau 26 μg / liter dengan 5,2 mg / liter.
Hubungan antara Cr (III) dan Cr (VI) sangat tergantung pada pH dan oksidatif
sifat lokasi, tetapi dalam banyak kasus, Cr (III) adalah spesies dominan,
meskipun di beberapa daerah di tanah air dapat mengandung sampai 39 μg dari
total kromium dari 30 μg yang hadir sebagai Cr (VI) (Krisbiyanyoro, 2008).
2.
Kegunaan
Kromium biasanya digunakan sebagai pelapis logam atau baja.Lapisan kromium menghasilkan
warna mengkilap, sehingga menambahkan kesan dekoratif.Selain itu manfaat dalam
bentuk senyawaan juga cukup banyak.Kromium dioksida CrO2 yang
berwarna coklat gelap, bersifak konduktor listrik yang tinggi dan bersifat
magnetik, digunakan sebagai bahan pita
rekaman.Oksida Cr2O3 dan kromat PbCrO4, dapat
dipakai sebagai bahan pewarna cat, dan gelas. Dikromat, Na2Cr2O7,
dipakai sebagai oksidan dalam industri kimia. Dalam proses penyamakan, kulit
yang akan disamak dibasai dengan larutan dikromat, kemudian direduksi dengan
gas SO2 hingga diperoleh kromi
sulfat basah; Cr(OH)SO4. Kolagen,
yaitu jenis protein utama dalam kulit, akan bereaksi membentuk senyawa kompleks kromi, dan senyawa ini
mengakibatkan kulit menjadi bersifat liat, lentur dan tahan terhadap keerusakan
biologis.
a. Kegunaan Kromium pada tubuh manusia
Chromium sebagai
pencegah diabetes. Sebuah studi dari Dartmouth
College menemukan,chromium picolinate bisa merusak materi genetik
pada sel-sel hewan hamster. Studi lain yang dilakukan oleh Dr. John Vincent
dari University of Alabama di Tuscaloosa menemukan, chromium
picolinate akan masuk ke dalam sel-sel secara langsung dan tinggal di sana,
dan menimbulkan gangguan. Chroium picolinate berinteraksi dengan
vitamin C serta antioksidan lain di dalam sel untuk memproduksi bentuk turunan
dari chromium yang bisa menyebabkan mutasi DNA, materi genetik.
Kombinasi chromium dan picolinate (khsusnya bentuk
turunannya) bisa meproduksi komponen berbahaya. Selain itu, picolinate akhirnya
akan pecah dan menimbulkan efek yang merugikan.
Chromium Picolinate merupakan chromium generasi baru yang
telah dipatenkan dan lebih mudah diserap oleh tubuh. Chromium berperan penting
pada metabolisme dan penggunaan karbohidrat, sintesa asam lemak, kolesterol dan
protein. Makanan ala modern yang banyak dikonsumsi masyarakat saat ini sangat
sedikit kandungan Chromiumnya. Kekurangan Cromium dapat menyebabkan kelelahan,
kegelisahan, diabetes, gangguan metabolisme asam amino dan meningkatkan resiko
aterosklerosis.
Mekanisme kerja chromium
picolinate dalam meningkatkan efisiensi insulin masih belum bisa dijelaskan
dari hasil penelitian ini. Akan tetapi, ada beberapa yang mengklaim peningkatan
efisiensi insulin menyebabkan peningkatan produksi serotonin, yang secara
perlahan akan mengurangi selera makan. Ada juga yang menemukan
kalau chromium berfungsi mengatur proses produksi lemak dalam tubuh,
sehingga mencegah pembentukan lemak berlebih. Satu hipotesis menyatakan kalau
chromium picolinate meningkatkan sintesis protein, yang selanjutnya akan
menstimulasi pertumbuhan otot.
Suplementasi membantu untuk membantu metabolisme tubuh. Bagi
para penderita diabetes, suplementasi ditujukan untuk membantu metabolisme
karbohidrat dan lemak dengan lebih baik. Suplementasi dengan Chromium
Picolinate mampu meningkatkan sensitifitas insulin tubuh sehingga membantu
mencerna gula atau karbohidrat dengan lebih baik yang mutlak diperlukan bagi
penderita diabetes. Selain itu Chromium Picolinate berguna untuk mengurangi
rasa lapar dan nafsu makan.
Gambar struktur chromium picolinate
BAB III
KESIMPULAN
Molibdenum, Vanadium dan Kromium merupakan beberapa dari logam transisi yang dapat membentuk
zat bioaktif dalam mahkluk hidup. Selain itu, logam-logam tersebut sering kali dikenal sebagai unsur-unsur esensial,
walaupun perannya dalam organisme hidup masih belum jelas.
Molibdenum, salah satunya sebagai kofaktor Fe-Mo dalam nitrogenase pada
tanaman sehingga dapat mengubah nitrogen dalam atsmosfet menjadi senyawa amonia.
Vanadium, dapat
membentuk kompleks
vanadil dari allixin yang
terdapat dalam
bawang putih, dan diduga sebagai
penurun glukosa
darah pada model diabetes.
Kromium, senyawa kompleks dari Kromium sendiri salah satunya chromium picolinate yang mampu
mencegah diabetes.
DAFTAR PUSTAKA
Surgiyarto, Kristian H., 2003, Common Textbook Kimia Anorganik I,
JICA-IMSTEP, Yogyakarta.
Krisbiyantoro, A., 2008, Panduan Kimia Praktis, Pustaka Widyatama
Yogyakarta.
Noerono, S., 1994, Buku
Pelajaran Kimia Unsur, UGM Press, Yogjakarta.
Rohman, Abdul.,
2007, Kimia Analisis, Pustaka Pelajar, Yogjakarta.
http://www.rsc.org/chemistryworld/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar